Flag Counter

Breaking News

Sports

Technology

Life & Style

Business

Rabu, 29 Mei 2013

Penetapan Kadar Lemak

#KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FULL VERSION (M. WORD)

BAB I
PENDAHULUAN
I.1        Latar Belakang
Dalam proses perkuliahan Ilmu Kimia Organik tidak luput dari proses pengaplikasian hasil teori dari permata kuliahan lewat praktikum Kimia Organik. Pembelajaran Praktikum Ilmu dasar Kimia Organik bertujuan agar mahasiswa dapat mengerti bagaimana cara pengaplikasian dari hasil perkuliahan dari mata kuliah Kimia Organik . Dalam ilmu Kimia Organik dibagi menjadi dua yaitu kuantitatif dan kualitatif. Dalam materi makalah ini dijelaskan tentang penetapan nilai kadar suatu lemak yang termasuk penjelasan dari cabang kuantitatif. Bagaimana cara pengidentifikasi kadar  lemak .
Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa. Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang berperan dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam komunikasi antar sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut hormon adipokina, antara lain kemerin, interleukin-6, plasminogen activator inhibitor-1, retinol binding protein 4 (RBP4), tumor necrosis factor-alpha (TNFα), visfatin, dan hormon metabolik seperti adiponektin dan hormon adipokinetik (Akh).

I.2        Tujuan Praktikum
  1. Untuk menentukan kadar lemak dari suatu bahan.
  2. Untuk mengetahui berapa persen kadar minyak yang diperoleh. 
  3. Untuk mempelajari reaksi kimia dari lemak serta penggunaannya untuk identifikasi senyawa.
  4. Mengetahui nilai kadar lemak dari suatu zat.
  5. Menganalisis kadar lemak 


I.3        Manfaat Praktikum
  1. Mengetahui sifat bahan yang digunakan untuk kereaktifannya.
  2. Mengetahui bahan-bahan apa saja yang terkandung dalam suatu larutan.
  3. Bisa mengaplikasikan proses perhitungan dalam kebutuhan larutan yang dipakai.
  4. Mengetahui kadar lemak secara rinci yang terkandung dalam suatu bahan .


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1       Secara umum
            Lemak minyak banyak dijumpai pada tanaman atau hewan. Bahan organik ini bersifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik atau solvent seperti: petroleum ether, dietyl ether, normal hexana, chloroform, carbon tetra clorida dsb.
Ditinjau dari struktur kimianya, semua gugus OH dari gliserol sudah diesterkan sehingga lemak atau minyak disebut sebagai Trigliserida .
            Trigliserida ini terbagi dua :
1.      Homo Trigliserida
Disebut demikian karena hanya memiliki satu macam asam lemak yang bergabung dengan gliserol .
2.      Hetero Trigliserida
Disebut demikian karena terdapat 2 atau 3 asam lemak yang berbeda bergabung dengan gliserol.
Istilah fat (lemak) biasanya digunakan untuk trigliserida yang berbentuk padat atau lebih tepatnya semi padat pada suhu kamar sedang istilah minyak (oil) digunakan untuk trigliserida yang pada suhu kamar berbentuk cair.
Ada berbagai cara untuk mengambil minyak atau lemak dari biji-bijian atau jaringan hewan .Cara tersebut antara lain :
1.      Cara Pressing (Penekanan)
2.      Cara Solvent Extraction
Sudah tentu penggunaan salah satu metode tersebut berdasarkan efisiensinya. Disamping itu lemak atau minyak dapat diperoleh secara sintetis yaitu dengan mereaksikan asam lemak dengan gliserol .
(Buku petunjuk praktikum Kimia Organik).
                                         
Lemak  merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.
            Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa. Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang berperan dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam komunikasi antar sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut hormon adipokina,
                                                            
Sifat dan Ciri ciri
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon (-CH2-CH2-CH2) maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol.

Fungsi
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
1.    Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
2.    Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
3.    Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
4.    Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
5.    Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama yang membentuk membran semua jenis sel.

  1. Lemak tidak jenuh tunggal. Bisa diperoleh dari olive oil, minyak kacang, canola oil, alpukat, kacang-kacangan dan biji-bijian.
  2. Lemak tidak jenuh ganda. Bisa diperoleh dari minyak sayur, kedelai, kacang-kacangan dan biji-bijian.
  3. Asam lemak omega-3. Bisa diperoleh dari ikan seperti salmon dan mackerel, biji rami, minyak rami dan kenari.
  4. Lemak berbahaya. Lemak jenuh dan lemak trans merupakan jenis lemak yang kurang sehat. Lemak ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dengan cara meningkatkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat LDL. Kolesterol yang kita peroleh dari makanan pada dasarnya tidak sama dengan lemak, tapi kolesterol ini ditemukan pada makanan hewani. Asupan kolesterol dari diet ini akan meningkatkan kadar kolesterol. Tapi, peningkatan ini tidak terlalu berpengaruh dibandingkan dengan lemak jenuh dan lemak trans.
  5. Lemak jenuh. Terdapat pada produk-produk hewan (seperti daging, unggas, makanan laut, telur, produk-produk susu, serta mentega) dan minyak kelapa.
  6. Lemak trans. Terdapat pada minyak sayur yang dihidrogenasi, produk-produk bakaran (seperti crackers dan kue), serta makanan yang digoreng.
  7. Kolesterol dari makanan. Terdapat pada produk-produk hewan (seperti daging, unggas, makanan laut, telur, produk-produk susu, serta mentega).
  8. Batasan asupan lemak harian. Berdasarkan rekomendasi dari U.S. Department of Agriculture (USDA) dan the Department of Health and Human Services (HHS), seperti yang dikutip situs mayo clinic, asupan lemak tidak boleh melebihi 35% dari total kalori harian Anda. Artinya, jika Anda mengikuti diet 1800 kalori dalam sehari, asupan lemak Anda tidak boleh lebih dari 70 gram/hari.(Caranya: kalikan 1.800 dengan 0.35 untuk mendapatkan 630 kalori, dan dibagi dengan 9, jumlah kalori per gram lemak, untuk mendapatkan 70 gram total lemak). Anda juga harus ingat, ini merupakan batasan maksimum. Selain itu, sebagian besar dari lemak ini sebaiknya berasal dari sumber lemak tidak jenuh tunggal dan ganda. Menurut USDA dan HHS, batas lemak jenuh sebaiknya kurang dari 10% dari total kalori harian dan kolesterol kurang dari 300 miligram sehari.
  9. Tips memilih lemak terbaik. Batasi asupan lemak dalam diet Anda tapi jangan coba untuk menghilangkan lemak sepenuhnya. Fokuslah dalam mengurangi makanan yang kaya lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol. Sebaliknya pilihlah lebih banyak makanan yang mengandung lemak-lemak tidak jenuh. Anda bisa mempertimbangkan cara berikut saat memilih:
Ÿ  Lebih baik mengganti mentega dengan olive oil
Ÿ  Gunakan olive oil saat membuat salad tapi ada baiknya menggunakan canola oil saat memanggang. Lebih baik memilih segenggam penuh kacang sebagai snack daripada kripik kentang atau crackers hasil olahan lainnya. Lebih baik menambahkan alpukat ke dalam sandwich Anda dibandingkan keju. Lebih baik mengonsumsi ikan seperti salmon dan mackerel yang kaya lemak tidak jenuh tunggal dan omega-3, dibandingkan daging.
(Anonim. 2010 )

II.2      Sifat-sifat bahan
  1. Dietil Eter
  • Rumus molekul C4H10O, C2H5OC2H5
  • Massa molar    74.12 g/mol
  • Penampilan      jernih, cairan tak berwarna
  • Densitas          0.7134 g/cm³, cair
  • Titik lebur        −116.3 °C (156.85 K)
  • Titik didih       34.6 °C (307.75 K)
  • Kelarutan dalam air     6.9 g/100 ml (20 °C)
  • Viskositas        0.224 cP at 25 ° C

  1. Petroleum ether
  • Penampilan      Jelas, cairan tak berwarna.
  • Bau Bensin atau minyak tanah.
  • Kelarutan Larut dalam air.
  • Berat Jenis ,60-0,75 %
  • Volalitas oleh volume @ 21C (70F)
  • Densitas (Air = 1)       2,5  g/cm3
  • Tekanan uap (mmHg) 40 @ 20 derajat Celcius (68F)
(Anonim. 2010)

  1. Heksana
  • Rumus kimia   C6H14
  • Massa molar    86.18 g mol−1
  • Penampilan      Cairan tidak berwarna
  • Densitas          0.6548 g/mL   
  • Kelarutan dalam air     13 mg/L at 20°C[1]
  • Viskositas        0.294 cP
(Riepel, Norman . 2009)

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan yang digunakan
v  Bahan yang mengandung lemak ( biji-bijian )
v  Petroleum ether
v  Hexana
v  Dietil eter
III.2 Alat yang digunakan
1.      Alat distilasi
a)      Erlenmeyer
b)      Kondensor tegak
c)      Bunsen
d)     Termometer
e)      Labu leher tiga
f)       Kaki tiga
g)      Statif
h)      Adapter
  1. Neraca analitis
  2. Pipet tetes
  3. Gelas ukur
  4. Sepatula
6.       Soxhlet
7.       Oven
8.       Cawan porselen
9.      Kertas saring
III.3 Gambar dan susunan alat

Alat distilasi                                           Sepatula                                  Gelas ukur
                    
   Cawan porselen                                Neraca analitis                         Pipet tetes
                       
Soxhlet                                                            Oven               Kertas saring

III.4 Prosedur praktikum
1.      Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 2 (x) gram.
2.    Sampel kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel). Pelarut yang digunakan adalah hexane dengan titik didih 60 – 80 o C. Hexana digunakan karena lemak larut dalam pelarut organik.
3.      Thimble (selongsong) yang sudah terisi sampel dimasukkan ke dalam soxhet
4.      Soxhlet disambungkkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstrasi lemak mulai dipanaskan. Ketika pelarut didihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar condensor mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Prinsip ini merupakan prinsip kondensasi. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 2 jam
5.      Petroleum ether yang telah mengandung ekstrak lemak dan minyak dipindahkan ke dalam botol timbang yang bersih dan diketahui beratnya kemudian uapkan dengan pemanas air sampai agak pekat. Teruskan pengeringan dalam oven 100 o C sampai berat konstan.
6.      Setelah kering, dingkankan dan timbang. Berat residu dalam botol timbang dinyatakan sebagai berat lemak dan minya.

DAFTAR PUSTAKA

·         Feseenden dan fessenden.1997.Dasar-Dasar Kimia Organik.Jakarta: Bina Rupa Aksara).
 (Senin, 27 Mei 2013 07.40 WIB).                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah sesuai etika yang saudara miliki

Designed By Blogger Templates