Flag Counter

Breaking News

Sports

Technology

Life & Style

Business

Rabu, 15 Mei 2013

Penetapan Kadar Gula

#KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FULL VERSION (M. WORD)


                                                    BAB I
          PENDAHULUAN
I.1        Latar Belakang
            Pada kimia organik kuantitatif percobaan yang dilakukan salah satunya adalah penetapan kadar gula. Penetapan kadar gula yang ditentukan dalam percobaan ini menggunakan metode luff dan metode fehling. Glukosa sendiri jika ditetapkan menggunakan metode van luff dapat diklasifikasikan menjadi galaktosa,laktosa, dan maltosa.Pada van fehling diklasifikasikan menjadi glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, galaktosa, manoce, xyloce, rhamoce. Dari semua klasifikasi bertujuan untuk menentukan kadar gula masing-masing sehingga dapat mengetahui angka penetapan gula dengan metode yang sudah ditentukan dengan bantuan tabel metode.
            Kadar gula merupakan suatu senyawa yang identik dengan adanya glukosa. Yang struktur senyawanya adalah C6H12O6. Dalam percobaan ini penetapan kadar gula menggunakan bahan – bahan yang berupa sirup dan nira.

I.2        Tujuan Praktikum
1.         Untuk mengetahui kadar gula pada masing-masing metode yang digunakan.
2.         Untuk menguji perubahan warna yang ditentukan setelah titrasi berlangsung.

I.3        Manfaat Praktikum
1.         Kita dapat mengetahui metode yang digunakan dalam penetapan kadar gula.
2.         Dapat mengetahui proses titrasi yang dilakukan untuk menguji larutan.


3.         Mengetahui sifat bahan yang digunakan untuk kereaktifannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.     Secara Umum
            Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (‘’peripheral neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.
(Fessenden , 1986)
Polisakarida
           Polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi, polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya:
1.Amilum
2.Glikogen
3.Dekstrin
4.Selulosa
(Fessenden , 1986)
Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Contoh Oligosakarida yaitu :
1.Sukrosa
Sukrosa berasal dari tebu,bit dan tumbuhan, misalnya dalam buah nanas
2.Laktosa
Hidrolisis laktosa menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa,karena laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Oleh karenanya molekul laktosa masih mempunyai gugus -OH gkikosidik, dengan demikian laktosa mempunyai sifat mereduksi.
3.Maltose
Maltose adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltose mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang manisdarisukrosa.
4.Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, terdiri atas tiga molekul monosakarida yang berikatan, yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Atom karbon 1 pada galaktosa berikatan dengan atom karbon 6 pada glukosa, selanjutnya atom karbon 1 pada glukosa berikatan dengan atom karbon 2 pada fruktosa. Apabila dihidrolisis sempurba, rafinosa akan menghasilkan galaktosa, glukosa dan fruktosa.
5.Stakiosa
Stakiosa adalah suatu tetrasakarida stakiosa tidak mempunyai sifat mereduksi.
(Fessenden & Fessenden, 409, 1986)
Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa.
Macam-macam contoh monosakarida adalah
1.Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan.
2.Fruktosa
Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenya disebut levulosa. Fruktisa mempunyai rasa manis lebih dari gluosa, juga lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa
3.Galaktosa
Galaktosa jarang terdapat bebas di alam, biasanya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air
4.Pentosa
Beberapa pentose yang penting adalah arabinosa, xilosa, ribose dan 2-deoksiribosa. Keempat pentose ini terdapat dalam keadaan bebas di alam.
II.2 Sifat-sifat bahan
Ø    Na tiosulfat (Na2So3)
- Tidak berwarna
- Serbuk kasar
- Sangat mudah larut dalam air dan tidak larut dalam etanol
- mekar dalam udara pada suhu lebih dari 33̊ C
http://uniainikecil.wordpress.com/2010/11/07/pembuatan-natrium-tiosulfat/
Ø  Amilum
-                      Karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
-                      Berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.
-                      Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk Menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Ø  Larutan KI
-                      Keadaan pepejal Ketumpatan (sekitar suhu bilik) 0.89 g/cm³
-                      Ketumpatan cecair pada takat lebur 0.828 g/cm³
-                      Takat lebur 336.53 K : (63.38 °C, 146.08 °F)
-                      Takat didih 1032 K : (759 °C, 1398 °F)
-                      Titik genting (tentu luar) : 2223 K, 16 MPa
Ø  Sirup
-                      cairan yang kental dan memiliki kadar gula terlarut yang tinggi,
-                      namun hampir tidak memiliki kecenderungan untuk mengendapkan kristal.
-                       Viskositas (kekentalan) sirup disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil (OH)

Ø  Asam Sulfat

-                      Berupa cairan kental,bening kekuningan.
-                      Titik leleh 100C.
-                      Titik didih 3300C.
-                      Mengalami penguraian bila terkena panas,mengeluarkan gas SO2.

Ø  Aquadest
-                      Merupakan salah satu dari senyawa yang paling berlimpah di alam dan sangat penting bagi proses kehidupan
-                      Melarutkan banyak zat dan di pakai sebagai medium yang di dalamnya berlangsung sebagai reaksi kimia
-                      Merupakan senyawa yang bersifat netral (pH=7,00)  http://id.wikipedia.org/wiki/Aquadest


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang digunakan
·         Sirup
·         Nira
·         Larutan luff
·         H2SO4
·         Na-thiosulfat
·         Larutan KI
·         Larutan fehling A dan fehling B
·         Indikator amilum

III.2 Alat yang digunakan
·         Erlenmeyer
·         Pendingin
·         Pemanas
·         Buret

III.3 Gambar alat

               Water bath                                                      Erlenmeyer

     Buret                                                      Pendingin

III.4 Metode praktikum
A.    Metode luff
·         Ambil 10 cc sirup tambahkan 15 cc aquadest dan 25 cc larutan luff.Beri batu didih,pasang pendingin tegak dan panaskan 10 menit ( dihitung mulai mendidih )
·         Dinginkan dan tambahkan 10 cc KI 30%,25 cc H2SO4 4 N pelan-pelan.
·         Kemudian titrasi dengan NaS2O3 (thio) 0,1 N sampai warnanya kuning muda.
·         Setelah ditetesi indicator amilum 3 tetes,sehingga warnanya biru,kemudian titer lagi dengan thio 0,1 N sampai warna biru hilang.
·         Tentukan jumlah thio pada peniteran I dan II
·         Lakukan blanko,seperti prosedur di atas.

B.Metode fehling
·         Ambil 10 cc nira,masukkan dalam erlenmeyer,tambahkan 10 cc larutan fehling A dan 10 cc larutan fehling B serta 10 cc aquadest.
·         Beri batu didih,pasang pendingin balik dan panaskan sehingga mendidih selama 2 menit.
·         Dinginkan hingga suhu ± 25 C ( dapat didinginkan dengan bantuan air kran
·         Setelah dingin tambahkan 10 cc KI 30 % dan 10 cc H2SO4 4 N
·         Titrasi dengan thio 0,1 N sampai terjadi perubahan warna.
·         Beri indikator amilum 1 % sebanyak 3 tetes ( warna menjadi biru ).
·         Titrasi lagi dengan thio 0,1 N hingga warna hilang.
·         Blanko : 10 cc fehling A + 10 cc fehling B + 30 cc aquadest.

DAFTAR PUSTAKA
·         Anonim, 2010. (http://id.wikipedia.org/wiki/KI) 10 Mei 2013 . Jam 21.00 WIB
·         Anonim, 2010. (http://id.wikipedia.org/wiki/asamsulfat) 10 Mei 2013 . Jam 21.10 WIB
·         Anonim, 2010. (http://id.wikipedia.org/wiki/amilum) 10 Mei 2013 . Jam 21.20 WIB
·         Anonim, 2010. . (http://id.wikipedia.org/wiki/aquadest) 10 Mei 2013 . Jam 21.45 WIB
·         Fessenden. Ralp , 1986 , “Kimia Organik Edisi Ketiga”, Erlangga, Jakarta.
·         Fessenden. Joan , 1986 , “Kimia Organik Edisi Kedua”, Erlangga, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah sesuai etika yang saudara miliki

Designed By Blogger Templates