#KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FULL VERSION (M. WORD)
BAB I
|
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Pada kimia organik kuantitatif percobaan yang dilakukan
salah satunya adalah penetapan kadar gula. Penetapan kadar gula yang ditentukan
dalam percobaan ini menggunakan metode luff dan metode fehling. Glukosa sendiri
jika ditetapkan menggunakan metode van luff dapat diklasifikasikan menjadi
galaktosa,laktosa, dan maltosa.Pada van fehling diklasifikasikan menjadi
glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, galaktosa, manoce, xyloce, rhamoce. Dari
semua klasifikasi bertujuan untuk menentukan kadar gula masing-masing sehingga
dapat mengetahui angka penetapan gula dengan metode yang sudah ditentukan
dengan bantuan tabel metode.
Kadar gula merupakan suatu senyawa yang identik dengan
adanya glukosa. Yang struktur senyawanya adalah C6H12O6.
Dalam percobaan ini penetapan kadar gula menggunakan bahan – bahan yang berupa
sirup dan nira.
I.2 Tujuan
Praktikum
1. Untuk mengetahui kadar gula pada masing-masing metode yang digunakan.
2. Untuk menguji perubahan warna yang ditentukan setelah
titrasi berlangsung.
I.3 Manfaat
Praktikum
1. Kita dapat mengetahui metode yang digunakan dalam penetapan
kadar gula.
2. Dapat mengetahui proses titrasi yang dilakukan untuk menguji
larutan.
3. Mengetahui sifat bahan yang digunakan untuk kereaktifannya.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1. Secara Umum
Glukosa
merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat
menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak
digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida
pada keadaan abiotik, sehingga akan
mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal
yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa,
dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara
nonspesifik dengan gugus amino
suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang
kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi
akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal
(‘’peripheral neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.
(Fessenden
, 1986)
Polisakarida
Polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi, polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya:
Polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi, polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya:
1.Amilum
2.Glikogen
3.Dekstrin
4.Selulosa
2.Glikogen
3.Dekstrin
4.Selulosa
(Fessenden
, 1986)
Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Contoh Oligosakarida yaitu :
1.Sukrosa
Sukrosa berasal dari tebu,bit dan tumbuhan, misalnya dalam buah nanas
2.Laktosa
Hidrolisis laktosa menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa,karena laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Oleh karenanya molekul laktosa masih mempunyai gugus -OH gkikosidik, dengan demikian laktosa mempunyai sifat mereduksi.
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Contoh Oligosakarida yaitu :
1.Sukrosa
Sukrosa berasal dari tebu,bit dan tumbuhan, misalnya dalam buah nanas
2.Laktosa
Hidrolisis laktosa menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa,karena laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Oleh karenanya molekul laktosa masih mempunyai gugus -OH gkikosidik, dengan demikian laktosa mempunyai sifat mereduksi.
3.Maltose
Maltose adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltose mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang manisdarisukrosa.
4.Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, terdiri atas tiga molekul monosakarida yang berikatan, yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Atom karbon 1 pada galaktosa berikatan dengan atom karbon 6 pada glukosa, selanjutnya atom karbon 1 pada glukosa berikatan dengan atom karbon 2 pada fruktosa. Apabila dihidrolisis sempurba, rafinosa akan menghasilkan galaktosa, glukosa dan fruktosa.
5.Stakiosa
Stakiosa adalah suatu tetrasakarida stakiosa tidak mempunyai sifat mereduksi.
Maltose adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltose mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang manisdarisukrosa.
4.Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, terdiri atas tiga molekul monosakarida yang berikatan, yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Atom karbon 1 pada galaktosa berikatan dengan atom karbon 6 pada glukosa, selanjutnya atom karbon 1 pada glukosa berikatan dengan atom karbon 2 pada fruktosa. Apabila dihidrolisis sempurba, rafinosa akan menghasilkan galaktosa, glukosa dan fruktosa.
5.Stakiosa
Stakiosa adalah suatu tetrasakarida stakiosa tidak mempunyai sifat mereduksi.
(Fessenden
& Fessenden, 409, 1986)
Monosakarida
Monosakarida merupakan
karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak
dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi
karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa.
Macam-macam contoh monosakarida adalah
1.Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan.
1.Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan.
2.Fruktosa
Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenya disebut levulosa. Fruktisa mempunyai rasa manis lebih dari gluosa, juga lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa
3.Galaktosa
Galaktosa jarang terdapat bebas di alam, biasanya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air
4.Pentosa
Beberapa pentose yang penting adalah arabinosa, xilosa, ribose dan 2-deoksiribosa. Keempat pentose ini terdapat dalam keadaan bebas di alam.
Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenya disebut levulosa. Fruktisa mempunyai rasa manis lebih dari gluosa, juga lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa
3.Galaktosa
Galaktosa jarang terdapat bebas di alam, biasanya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air
4.Pentosa
Beberapa pentose yang penting adalah arabinosa, xilosa, ribose dan 2-deoksiribosa. Keempat pentose ini terdapat dalam keadaan bebas di alam.
II.2 Sifat-sifat bahan
Ø
Na tiosulfat (Na2So3)
- Tidak berwarna
- Serbuk kasar
- Sangat mudah larut dalam air dan tidak larut
dalam etanol
- mekar dalam udara pada suhu lebih dari 33̊ C
http://uniainikecil.wordpress.com/2010/11/07/pembuatan-natrium-tiosulfat/
Ø Amilum
-
Karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air,
-
Berwujud bubuk
putih, tawar dan tidak berbau.
-
Pati merupakan bahan utama yang
dihasilkan oleh tumbuhan untuk Menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan
dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Ø Larutan
KI
-
Keadaan
pepejal Ketumpatan (sekitar suhu bilik) 0.89 g/cm³
-
Ketumpatan
cecair pada takat lebur 0.828 g/cm³
-
Takat lebur 336.53 K : (63.38
°C, 146.08 °F)
-
Takat
didih 1032 K : (759 °C, 1398 °F)
-
Titik genting (tentu luar) :
2223 K, 16 MPa
Ø Sirup
-
namun hampir tidak memiliki
kecenderungan untuk mengendapkan kristal.
-
Viskositas (kekentalan) sirup disebabkan
oleh banyaknya ikatan hidrogen
antara gugus hidroksil (OH)
Ø Asam Sulfat
-
Berupa cairan
kental,bening kekuningan.
-
Titik leleh 100C.
-
Titik didih 3300C.
-
Mengalami penguraian
bila terkena panas,mengeluarkan gas SO2.
Ø Aquadest
-
Merupakan salah satu
dari senyawa yang paling berlimpah di alam dan sangat penting bagi proses
kehidupan
-
Melarutkan banyak zat
dan di pakai sebagai medium yang di dalamnya berlangsung sebagai reaksi kimia
-
Merupakan senyawa yang
bersifat netral (pH=7,00) http://id.wikipedia.org/wiki/Aquadest
BAB III
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
III.1
Bahan yang digunakan
·
Sirup
·
Nira
·
Larutan luff
·
H2SO4
·
Na-thiosulfat
·
Larutan KI
·
Larutan fehling A dan fehling B
·
Indikator amilum
III.2
Alat yang digunakan
·
Erlenmeyer
·
Pendingin
·
Pemanas
·
Buret
III.3
Gambar alat
Water bath Erlenmeyer
Buret Pendingin
III.4
Metode praktikum
A. Metode
luff
·
Ambil 10 cc sirup tambahkan 15 cc
aquadest dan 25 cc larutan luff.Beri batu didih,pasang pendingin tegak dan
panaskan 10 menit ( dihitung mulai mendidih )
·
Dinginkan dan tambahkan 10 cc KI 30%,25
cc H2SO4 4 N pelan-pelan.
·
Kemudian titrasi dengan NaS2O3 (thio)
0,1 N sampai warnanya kuning muda.
·
Setelah ditetesi indicator amilum 3
tetes,sehingga warnanya biru,kemudian titer lagi dengan thio 0,1 N sampai warna
biru hilang.
·
Tentukan jumlah thio pada peniteran I
dan II
·
Lakukan blanko,seperti prosedur di atas.
B.Metode fehling
·
Ambil 10 cc nira,masukkan dalam
erlenmeyer,tambahkan 10 cc larutan fehling A dan 10 cc larutan fehling B serta
10 cc aquadest.
·
Beri batu didih,pasang pendingin balik
dan panaskan sehingga mendidih selama 2 menit.
·
Dinginkan hingga suhu ± 25 C ( dapat
didinginkan dengan bantuan air kran
·
Setelah dingin tambahkan 10 cc KI 30 %
dan 10 cc H2SO4 4 N
·
Titrasi dengan thio 0,1 N sampai terjadi
perubahan warna.
·
Beri indikator amilum 1 % sebanyak 3
tetes ( warna menjadi biru ).
·
Titrasi lagi dengan thio 0,1 N hingga
warna hilang.
·
Blanko : 10 cc fehling A + 10 cc fehling
B + 30 cc aquadest.
DAFTAR PUSTAKA
·
Anonim, 2010. (http://id.wikipedia.org/wiki/KI) 10
Mei 2013 . Jam 21.00 WIB
·
Anonim, 2010. (http://id.wikipedia.org/wiki/asamsulfat)
10 Mei 2013 . Jam 21.10 WIB
·
Anonim, 2010. (http://id.wikipedia.org/wiki/amilum)
10 Mei 2013 . Jam 21.20 WIB
·
Anonim, 2010. . (http://id.wikipedia.org/wiki/aquadest)
10 Mei 2013 . Jam 21.45 WIB
·
Fessenden. Ralp , 1986 , “Kimia Organik Edisi
Ketiga”, Erlangga, Jakarta.
·
Fessenden. Joan , 1986 , “Kimia Organik Edisi
Kedua”, Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah sesuai etika yang saudara miliki