#KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FULL VERSION (M. WORD)
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam proses perkuliahan Ilmu Kimia Organik tidak luput
dari proses pengaplikasian hasil teori dari permata kuliahan lewat praktikum
Kimia Organik. Pembelajaran Praktikum Ilmu dasar Kimia Organik bertujuan agar
mahasiswa dapat mengerti bagaimana cara pengaplikasian dari hasil perkuliahan
dari mata kuliah Kimia Organik . Dalam ilmu Kimia Organik dibagi menjadi dua
yaitu kuantitatif dan kualitatif. Dalam materi makalah ini dijelaskan tentang
penetapan nilai kadar suatu lemak yang termasuk penjelasan dari cabang
kuantitatif.
Pada kimia organik kuantitatif percobaan yang dilakukan
salah satunya adalah pembuatan sabun. Sabun adalah surfaktan yang digunakan
dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan
tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan
sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika
diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel
dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen
sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci.
I.2. Tujuan
Praktikum
1.
Menunjukkan reaksi
penyabunan pada proses pembuatan sabun di laboratorium.
2.
Menunjukkan
beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan .
I.3. Manfaat
Praktikum
1.
Mengetahui
reagen-reagen apa saja yang terkandung dalam proses pembuatan sabun .
2.
Mengetahui sifat
bahan yang digunakan untuk kereaktifannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Secara Umum
Sabun
merupakan hasil produk dari trigliserida dan NaOH yang mempunyai produk samping
berupa gliserol. trigliserida merupakan ester dari gliserol dan tiga asam lemak. Cara mendapatkan
trigliserida adalah minyak dari tumbuhan atau hewan yang merupakan penyusun
utamanya.cara pembuatan sabun adalah mencampurkan trigliserida dengan
NaOH.reaksinya dinamakan reaksi penyabunan (saponifikasi)
Beberapa cara pembuatan
sabun:
1. Proses dingin
Pembuatan sabun dilakukan pada suhu biasa.pada
proses ini reaksi penyabunan berjalan lambat.dan gliserol tidak dapat
dipisahkan
2. Proses panas
minyak terlebih dahulu dipanaskan hingga suhu 90
derajat celsius baru ditambahkan NaOH.pada
proses ini reaksi berjalan
cepat.tetapi pada proses ini gliserol tidak dapat dipisahkan
3. Proses pendidihan
pada proses ini NaOH dan minyak dipanaskan
bersama-sama. kemudian ditambahkan larutan garam misal NaCI untuk memisahkan
gliserol
Bahan-bahan
lain yang digunakan dalam pembuatan sabun:
1. Parfum
2. Zat pewarna
3. Zat aktif misal gel lidah buaya
(asuhanakseto, 2012)
Sabun adalah salah
satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah
secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa
alkali dan lemak/minyak. Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan
bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan
senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk
menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik.
Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya
natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan
sebagai berikut:
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah
adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan
sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3
+ 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi
menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping.
Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam
yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah
akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun
memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi
partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud,
sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah
alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan
natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium
hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga
mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun
yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
II.1.1
Bahan Baku
Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang
memiliki struktur berupa ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun,
jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan.
Perbedaan antara minyak dan lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang.
Minyak akan berwujud cair pada temperatur ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan
berwujud padat.
Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan
senyawa trigliserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12
sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan
menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan
membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam air.
Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti
oleat, linoleat, dan linolenat yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah
teroksidasi pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak
tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada
asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang
dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.
II.1.2 Jenis – Jenis Minyak dan
Lemak
Jumlah minyak atau lemak
yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi karena berbagai
alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah
teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain. Beberapa jenis
minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya:
1. Tallow.
Merupakan lemak sapi atau domba
yang dihasilkan oleh industri pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas
dari tallow ditentukan dari warna, titer (temperatur solidifikasi dari asam
lemak), kandungan FFA, bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow dengan
kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan
kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah
asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow
berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer pada tallow umumnya di atas 40°C. Tallow
dengan titer di bawah 40°C dikenal dengan nama grease.
2. Lard.
Merupakan minyak babi
yang masih banyak mengandung asam lemak tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan
asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~ 40%). Jika digunakan sebagai pengganti
tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi
ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah
berbusa.
3. Palm Oil (minyak kelapa
sawit). Umumnya digunakan sebagai pengganti tallow.
Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak
kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna
karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun
harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa
sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan
bahan lainnya.
4. Coconut Oil (minyak
kelapa). Merupakan minyak nabati yang sering
digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat
dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak
kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat,
sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik.
Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
5. Palm Kernel Oil (minyak
inti kelapa sawit). Diperoleh dari biji
kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan
minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak
inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak
rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa.
6. Palm Oil Stearine (minyak
sawit stearin). Merupakan minyak yang dihasilkan
dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit dengan pelarut aseton dan
heksana. Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak ini adalah stearin.
7. Marine Oil.
Berasal dari mamalia
laut (paus) dan ikan laut. Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh
yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum
digunakan sebagai bahan baku.
8. Castor Oil (minyak jarak).
Berasal dari biji pohon
jarak dan digunakan untuk membuat sabun transparan.
9. Olive oil (minyak zaitun).
Berasal dari ekstraksi
buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan.
Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut
bagi kulit.
10. Campuran minyak dan lemak.
Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran minyak
dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena
memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam
laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan
berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi dari tallow akan
memperkeras struktur sabun.
(Saepul Rohman , 2009)
II.2 Sifat-sifat bahan
1.
Etanol
Sifat
|
|
C2H5OH
|
|
46,07
g/mol
|
|
Penampilan
|
cairan
tak berwarna
|
0,789
g/cm3
|
|
−114,3
|
|
78,4
|
|
tercampur
penuh
|
|
Keasaman
(pKa)
|
15,9
|
2.
Kerosin
·
Digunakan sebagai
minyak lampu, bahan bakar memasak & untuk pemanasan,bahan bakar motor, dan
untuk bahan pelarut insektisida & bitumen .
·
Warna : Water spirit
(tidak berwarna), Prime
spirit, Standar spirit
·
Sifat bakar nyala kerosin
tergantung pada susunan kimia dari minyak tanah :
·
Jika mengandung banyak
aromatik maka apinya tidak dapat dibesarkan karena apinya mulai berarang.
·
Alkana-alkana memiliki
nyala api yang paling baik.
·
Sifat bakar napthen
terletak antara aromatik dan alkana.
·
Minyak dalam lampu
kerosin mengalir ke sumbu karena adanya gaya kapiler dalam saluran-saluran
sempit antara serat-serat sumbu. Aliran kerosin tergantung pada viskositas
yaitu jika minyak cair kental dan lampu mempunyai tinggi-naik yang besar maka
api akan tetap rendah dan sumbu menjadi arang (hangus) karena kekurangan
minyak.
·
Sama seperti kadar belerang
pada bensin.
3. Minyak
·
Berasal dari tumbuhan kecuali
minyak ikan.
·
Bersifat cair dengan viskositas
tertentu.
·
Mempunyai banyak ikatan
rangkap.
·
Merupakan bentuk ester yaitu
trigliserida.
·
Bila di reaksikan dengan H2
akan di peroleh lemak.
(Anonim.2010)
4.
NaOH
(Anonim.2008)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang digunakan
1.
Minyak
kelapa
2.
Etanol
3.
NaOH 10 M
4.
NaCl jenuh
5.
Kerosin
6.
CaSO4
7.
Fenolftalin
III.2 Alat yang digunakan
1.
Neraca
analitik
2.
Water bath
3.
Cawan
porselen
4.
Cawan
penguapan
5.
Pipet tetes
6.
Sepatula
7.
Tabung
reaksi 3 buah
8.
Kertas
saring
9.
Corong
10. Oven
11. Gelas ukur 10 ml & 50 ml
12. Gelas arloji
13. Rak tabung reaksi
14. Penjepit
III.3 Gambar alat
III.4 Prosedur percobaan
- Ambil
50 ml minyak kelapa dan masukkan kedalam cawan porselen .
- Tambahkan
50 ml etanol kedalam cawan yang telah berisi minyak kelapa .
- Tambahkan
30 ml larutan NaOH 10 M, sambil diaduk .
- Tutup
cairan penguapan dengan kaca arloji.
- Panaskan
campuran dalam cawan porselen.
- Teruskan
penguapan sampai tidak berbau alkohol .
- Dinginkan
dan amati apa yang terjadi .
- Kemudian
tambahkan 200 ml larutan NaCl pekat kedalam cawan porselen, amati apa yang
terjadi .
- Aduk campuran dengan baik, kemudian saring zat padat yang dihasilkan .
DAFTAR PUSTAKA
(Anonim.2010.Etanol.http//www.chemistry.com/content.php?id=123
(Sabtu, 15 Juni 2013 12.30 WIB).
(Anonim.2010.Minyak.http//www.chemistry.com/content.php?id=123
(Sabtu, 15 Juni 2013 12.30
WIB).
(Anonim.2008.Natrium
hidroksida.http//www.chemistry.com/content.php?id=342
(Sabtu , 15 Juni 2013 12.30
WIB)
(Anonim.2008.Kerosin.http//www.chemistry.com/content.php?id=342
(Sabtu, 15 Juni 2013 14.30
WIB).
(Buku petunjuk
praktikum Kimia Organik,Fakultas
Teknologi Industri.Tim Dosen Pembimbing UPN “Veteran” Jawa Timur).
(Saepul Rohman . 2009. http://majarimagazine.com/2009/07/bahan-pembuatan-sabun/
(Sabtu, 15 Juni 2013 12.30 WIB).
(Sabtu, 15 Juni 2013 12.30 WIB).
(asuhankakseto . 2012. http://asuhankakseto.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-sabun.html
(Sabtu, 15 Juni 2013 12.30 WIB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah sesuai etika yang saudara miliki