#KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FULL VERSION (M. WORD)
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di
dalam proses perkuliahan tentang ilmu kimia organik I dan II tidak akan luput
dari proses pengaplikasian hasil teori dari perkuliahan lewat suatu praktikum.
Dalam praktikum ini mempunyai tujuan agar mahasiswa dapat mengerti bagaimana
cara pengaplikasian dari hasil perkuliahan Kimia Organik I dan II.
Pada laporan ini berisi
tentang bagaimana cara pembuatan aspirin dan iodoform. fungsi
aspirin yang dicobakan pada praktikum ini. Fungsi aspirin lainnya adalah
sebagai pereda demam dan meringankan reumatik.
Iodoform adalah Gugus
metil dari suatu metil keton (menghasilkan metode pengubahan metil keton ini
menjadi asam karboksilat) di iodinasi bertahap sampai terbentuk iodoform (CHI3) padat berwarna kuning. Brom dan
klor juga bereaksi dengan metil keton menghasilkan
bromoform dan kloroform (pembentukannya tak berguna untuk reaksi uji karena
bromoform dan kloroform merupakan cairan yang tidak
mencolok). Istilah umum untuk menyebut CHX3 ialah haloform (reaksi
haloform) (Fessenden, 1982).
Diharapkan
dengan adanya praktikum ini tentang pembuatan aspirin dan iodoform akan
bermanfaat bagi para praktikan.
I.2 Tujuan Praktikum
1.
Membuatan
aspirin dari asam salisilat dan asam asetat anhydride.
2.
Mengetahui cara
pembuatan dan pemurnian aspirin dari asam salisilat.
3.
Membuat
iodoform.
I.3 Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa
dapat membuatan aspirin dari asam salisilat dan asam asetat anhydride.
2. Mahasiswa
Terampil dalam cara kerja pembuatan dan pemurnian aspirin dari asam salisilat.
3. Mahasiswa
dapat membuat iodoform
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Secara Umum
II.1.1
Aspirin
Aspirin atau asam
asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat dan anti-inflamasi.
Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan digunakan
dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan
jantung.
Asal dari
obat yang dikenal dengan "Aspirin" - ternyata dari zaman Yunani kuno,
dan diperkenalkan oleh Bapak Para Dokter se-dunia - yaitu Hippocrates.
Tentu saja Hippocrates tidak menyebut Aspirin, melainkan menyebut tumbuhan
bernama willow yang bila
batangnya dikeringkan dan dijadikan bubuk, dapat menghilangkan rasa sakit.
Ribuan tahun berlalu, hingga di
tahun 1829,
para ilmuwan berhasil mengisolasi bahan dalam tumbuhan willow yang berfungsi
meredakan rasa sakit. Bahan tersebut bernama salicin. Bahan ini dapat
menghilangkan sakit, tapi memiliki efek samping terhadap perut - manfaat dan
mudaratnya sama besar. Tentu saja harus ada jalan keluar. Di tahun 1853, seorang ahli kimia
Perancis bernama Charles
Frederic Gerhardt berhasil menetralkan salisin alami menjadi asam
salisilat (salicylic acid) lewat penyanggaan (buffering)
dengan natrium
dan asam asetat.
Asam salisilat ini lebih "ramah" terhadap perut.
Di tahun 1899, seorang ahli kimia
Jerman, bernama Felix Hoffmann, yang bekerja bagi Bayer, menemukan kembali
formula Gerhardt. Hoffmann membujuk Bayer untuk memasarkan obat itu, yang
selanjutnya muncul di pasar dengan nama pasaran "Aspirin".
Aspirin
adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet.
Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam
menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman, replika
tablet aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka Deutschland,
Land der Ideen.
Aspirin masih mempunyai efek samping, tetapi zat
ini lebih baik dari asam salisilat atau salisin. Aspirin adalah zat sintetik pertama di
dunia dan penyebab utama perkembangan industri farmateutikal.
Bayer mendaftarkan aspirin sebagai merek dagang pada 6 Maret
1899.
Walau
bagaimanapun, Bayer kehilangan hak merek dagang setelah pasukan sekutu merampas
dan menjual aset luar perusahaan tersebut setelah Perang Dunia
Pertama. Di Amerika Serikat (AS), hak penggunaan nama
aspirin telah dibeli oleh AS melalui Sterling Drug Inc., pada 1918. Biarpun sebelum
berakhirnya masa paten,
Bayer tidak berhasil yang sering digunakan sebagai analgesik
(terhadap rasa sakit
atau nyeri minor), antipiretik (terhadap
demam),
menghalangi
saingannya dari peniruan rumus kimia dan menggunakan nama aspirin. Oleh
sebab itu, aspirin di pasaran pembeli tidak dapat mengenal pasti siapa yang
mengeluarkan "Aspirin". Akibatnya, Sterling juga gagal untuk
menghalangi "Aspirin" dari penggunaan sebagai kata generik. Di negara
lain seperti Kanada,
"Aspirin" masih dianggap merek dagan yang dilindungi. (Widodo , 2008)
II.1.1.1 Pembuatan Aspirin
Pada
pembuatan aspirin aspirin ini mula-mula dicampurkan 1 g asam salisilat dengan
anhidrida asam asetat. Reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi yang
merupakan prinsip dari pembuatan aspirin. Reaksi esterifikasi tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol
dengan anhidrida asam. Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol
karena mempunyai gugus –OH, sedangkan anhidrida asam asetat tentu saja sebagai
anhidrida asam. Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat (aspirin).
Gugus asetil (CH3CO-) berasal dari anhidrida asam asetat, sedangkan
gugus R-nya berasal dari asam salisilat (pada gambar di atas gugus R ada di
dalam kotak). Hasil samping reaksi ini adalah asam asetat.
Langkah selanjutnya adalah penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi
sebgai zat penghidrasi. Telah disebutkan di atas bahwa hasil samping dari
reaksi asam salisilat dan anhidrida asam asetat adalah asam asetat. Hasil
samping ini akan terhidrasi membentuk anhidrida asam asetat. Anhidrida asam
asetat akan kembali bereaksi dengan asam salisilat membentuk aspirin dan tentu
saja dengan hasil samping berupa asam asetat. Jadi, dapat dikatakan reaksi akan
berhenti setelah asam salisilat habis karena adanya asam sulfat pekat ini.
Tetapi harus diperhatikan bahwa sebelum dipanaskan, reaksi tidak benar-benar terjadi. Reaksi baru akan berlangsung dengan baik pada suhu 50-60°C. Juga pada percobaan ini baru terbentuk endapn putih (aspirin) setelah dipanaskan. Kemudian endapan tersebut dilarutkan dalam air dan disaring untuk memisahkan aspirin dari pengotornya. Tetapi tentu saja dengan penyaringan ini aspirin yang dihasilkan belum benar-benar murni. Untuk pemurnianya, aspirin tak murni kemudian ditambahi larutan NaHCO3.
Tetapi harus diperhatikan bahwa sebelum dipanaskan, reaksi tidak benar-benar terjadi. Reaksi baru akan berlangsung dengan baik pada suhu 50-60°C. Juga pada percobaan ini baru terbentuk endapn putih (aspirin) setelah dipanaskan. Kemudian endapan tersebut dilarutkan dalam air dan disaring untuk memisahkan aspirin dari pengotornya. Tetapi tentu saja dengan penyaringan ini aspirin yang dihasilkan belum benar-benar murni. Untuk pemurnianya, aspirin tak murni kemudian ditambahi larutan NaHCO3.
Aspirin akan larut, sedangkan hasil sampingnya tidak larut, sehingga
ketika disaring akan didapatkan filtrat aspirin murni berbentuk larutan jernih.
Larutnya aspirin ini juga diikuti oleh timbulnya gelembung gas CO2,
membuktikan adanya hasil reaksi aspirin dengan NaHCO3. setelah itu
filtrat diaduk dan terbentuk endapan putih. Lalu didinginkan dengan air es
membentuk kristal. Kristal akan lebih murni setelah dicuci dengan air es.
Selanjutnya kristal dikeringkan dengan cara ditaruh di gelas arloji dan
didapatkanlah kristal kering.
Langkah terakhir pada percobaan ini adalah rekristalisasi. Kristal yang kering tadi dilarutkan dalam benzena panas, alu dipanaskan. Benzena digunakan sebagai pelarut karena benzena merupakan pelarut yang baik untuk zat organik. Air tidak bisa digunakan untuk rekristalisasi ini karena air adalah pelarut polar dan aspirin adalah senyawa nonpolar. Setelah itu larutan tadi disaring panas-panas dan filtratnya diambil untuk dikeringkan di oven. Kristal ini merupakan kristal yang benar-benar murni.
Langkah terakhir pada percobaan ini adalah rekristalisasi. Kristal yang kering tadi dilarutkan dalam benzena panas, alu dipanaskan. Benzena digunakan sebagai pelarut karena benzena merupakan pelarut yang baik untuk zat organik. Air tidak bisa digunakan untuk rekristalisasi ini karena air adalah pelarut polar dan aspirin adalah senyawa nonpolar. Setelah itu larutan tadi disaring panas-panas dan filtratnya diambil untuk dikeringkan di oven. Kristal ini merupakan kristal yang benar-benar murni.
II.1.1.2 Pembuatan
Aspirin Sintetis
Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini ditemukan oleh ahli kimia Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan asam untuk menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat yang dihasilkan kemudian di reaksikan dengan asetat anhidrat dengan bantuan asam sulfat sehingga dihasilkan asam asetilsalisilat dan asam asetat.
Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini ditemukan oleh ahli kimia Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan asam untuk menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat yang dihasilkan kemudian di reaksikan dengan asetat anhidrat dengan bantuan asam sulfat sehingga dihasilkan asam asetilsalisilat dan asam asetat.
Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill
yang memiliki tekanan vakum dan panas (130 oC). Sodium phenoxide
berubah menjadi serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan dengan CO2
pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100 oC sehingga membentuk sodium
salicylate. Sodium salicylate dilarutkan keluar dari mill dan lalu dihilangkan
warnanya dengan menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan asam sulfat
untuk mengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi
Untuk membentuk aspirin, asam
salisilat di reflux bersama asetat anhidrat di dalam pelarut toluene selama 20
jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin aluminium,
asam asetilsalisilat mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan
cara filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
2C6H5OH
+ 2NaOH à 2C6H5ONa
+ 2H2O
Phenol
Sodium Phenoxide
2C6H5ONa
+ CO2 à NaC6H4COONa
+ C6H5OH
Sodium
salicylate
NaC6H4COONa
+ H2SO4 à HC6H4COOH + Na2SO4
Asam salisilat
HC6H4COOH
+ (CH3CO)2O à OHC6H4COOCH3
+ H2O
II.1.2 Iodoform
Yodoform
/ Iodoform adalah Gugus metil dari suatu metil keton (menghasilkan
metode pengubahan metil keton ini menjadi asam karboksilat) di iodinasi
bertahap sampai terbentuk iodoform (CHI3)
padat berwarna kuning. Brom dan klor juga bereaksi
dengan metil keton menghasilkan bromoform dan kloroform (pembentukannya tak
berguna untuk reaksi uji karena bromoform dan kloroform merupakan cairan yang tidak mencolok). Istilah umum untuk menyebut CHX3
ialah haloform (reaksi haloform) (Fessenden, 1982).
Dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan,
kalium iodida (mudah larut dalam air terlebih lagi dalam air mendidih, mudah
larut dalam gliserin, larut dalam etanol) mengandung tidak kurang dari 99 % dan
tidak lebih dari 101,5 % KI. Larutan menunjukkan reaksi netral atau basa
terhadap lakmus saat dilakukan pemerian hablur heksahedral, transparan atau
tidak berwarna atau agak buram dan putih atau serbuk granul, agak higroskopik
(Anonim, 1995).
Iodium (salah satu zat bakterisid terkuat)
merupakan antiseptikum yang sangat efektif untuk kulit utuh, maka sebagai
tinktur iod banyak digunakan sebelum injeksi. Efek sampingnya adalah sifatnya
yang merangsang (nyeri bila digunakan pada luka terbuka) warnanya coklat dan
kadang terjadi dermatitis (alergi kulit), hampir semua kuman patogen termasuk
fungi, dan virus dimatikan oleh iodium. Begitupula spora, walaupun diperlukan
waktu lebih lama, larutan 2% memerlukan 2-3 jam
Uji yodoform merupakan uji khas untuk
senyawa metil keton. Hidrogen pada kedudukan alfa bersifat asam dan hasil
penggunaannya menghasilkan anion enolat. Selanjutnya anion enolat dapat
bereaksi dengan halogen menghasilkan senyawa halokarbonil untuk iodin. Yodoform
bila kontak dengan tubuh melepaskan yodium secara berangsur dan yodium inilah
yang diharapkan bersifat bakterisid. (Anonim, 1995).
Iodoform merupakan zat padat kuning dengan bau yang khas. Iodoform banya digunakan dalam
bidang kedokteran sebagai antiseptik, pembuatannya sama dengan kloroform,
doform dapat dibuat jika propanon berturut-turut dapat direaksikan dengan
klorin atau iodin dan kemudian basa KOH. Iodoform dapat diperoleh
dari etil alkohol atau aseton dengan iodida dan alkil :
C5H5OH + 4I2 + 6 KOH → HCl3 + HCOOK + 5H2O + 5 KI
Dapat pula
dari etil alkohol atau aseton dengan iodida dan sodium karbonat.
Halogenasi
alfa merupakan dasar suatu uji iodoform untuk metil keton. Gugus metil dari
suatu metil keton diiodinasi bertahap sampai terbentuk iodoform padat kuning.(Anonim , 2010)
II.2 Sifat-sifat bahan
1.
Potassium Chloride
-
Rumus Molekul HCl
-
Massa molar 74,551 gr/mol
-
Densitas 1.984 g/cm3
(Anonim. 2010)
2.
Asam asetat
- Rumus molekul CH3COOH
- Massa molar
60.05 g/mol
- Titik lebur 16.5 °C (289.6 ± 0.5 K)
(61.6 °F)
- Titik didih
118.1 °C (391.2 ± 0.6 K) (244.5 °F)
- Bentuk Cairan tak berwarna
atau Kristal
- Keasaman (pKa) 4.76 pada
25 °C
(Anonim. 2010)
3. Kaporit
Kaporit
(Kalsium hipoklorit) adalah senyawa
kimia yang memiliki rumus kimia CaCl(OCl).
Kaporit biasanya digunakan untuk menjernihkan air. (Anonim. 2010)
4.
Asam Sulfat
-
Bentuk cairan bening,
tak berwarna, tak berbau
-
Tercampur penuh dalam air
(Anonim. 2010)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang
digunakan
A.
Pembuatan aspirin :
1.
Asam salisilat
2.
Asam acetate anhidrid
3.
Asam sulfat pekat
4.
Alkohol
5.
FeCl3
B. Pembuatan Iodoform
1.
KI atau KCL
2.
Aceton
3.
Kaporit
4.
Spiritus
III.2 Alat yang digunakan
A.
Pembuatan aspirin
1.
Water bath
2.
Gelas ukur
3.
Beaker glass
4.
Pengaduk
5.
Statif
6.
Saringan penghisap
7.
Thermometer
8.
Pipet
B.
Pembuatan iodoform
1.
Gelas arloji
2.
Beacker glass
3.
Pipet
4.
Saringan penghisap
5.
Pengaduk
6.
Gelas ukur
7.
Corong
8.
Water bath
9.
Oven
10. Neraca analitik
III.3 Gambar alat
III.4 Prosedur kerja
A. Pembuatan Aspirin :
1.
Masukkan 10 gram asam salisilat
kering,tambahkan kedalamnya 14 cc asam asetat anhidrid dan 5 tetes asam sulfat
pekat kedalam labu Erlenmeyer dan aduk hingga sempurna.
2.
Campurkan dipanaskan diatas
penangas air pada suhu 50-60oC sambil diaduk selama 15 menit.
3.
Campuran didinginkan,ditambah
aquadest 150 cc,diaduk dan disaring.Hasilnya(endapan) dicuci dengan
aquadest.Ini merupakan aspirin yang berupa kristal yang masih harus dimurnikan
lagi.
4.
Permurnian Hasil.
Kristal dilarutkan dalam 30 cc alkohol panas (alkohol yang
dipanaskan dalam penangas air) + 55 cc aquadest
panas hingga larut semua,didinginkan lagi.Diambil sedikit kristal lalu
tambahkan FeCl3,jika terjadi warna ungu berarti
aspirin belum murni.
Pembuatan Iodoform :
1.
Membuat
larutan kaporit jenih :
Memanaskan air sampai ± 700C,kemudian
kaporit dimasukkan perlahan-lahan sambil diaduk.penambahan serbuk kaporit
dihentikan apabila pada penambahan berikutnya tidak dapt larut lagi.Campuran
disaring,residu dibuang dan filtratnya yang diperoleh adalah kaporit jenuh.
2.
Menimbang
6 gram KI dan dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
3.
mengambil
5 ml aceton,kemudian ditambahkan kedalam larutan diatas.
4.
Larutan
kemudian diaduk perlahan-lahan sampai endapan tidak lagi bertambah.
5.
Kaporit
ditambahkan tetes demi tetes,ampai campuran tidak timbul warna coklat lagi pada
penambahan kaporit brikutnya.
6.
Diamkan
10 menit
7.
Disaring
dengan saringan penghisap,endapan dicuci 2-3 kali dengan aquadest dan
dikeringkan di dalam oven.
8.
Memurnikan
endapan yang terjadi :
Endapan yang terdiri dari iodoform
dan dimasukan dalam labu ukur, + sedikit sepiritus dan dimasukan dalam water
bath 50-600C. jika iodoform belum larut semuanya perlu ditambah
spiritus lagi tetes-demi setetes sampai iodoform larut semua. Penambahan
spiritus tidak boleh exess. Kemudian larutan disaring dalam keadaan panas
dengan dengan saringan penghisap. Filtrate di tuang dalam beaker glass dan
didinginkan sampai terbentuk kristal iodoform.
9.
kristal yang disaring
dikeringkan dalam oven.
10. penimbangan hasil dengan neraca analitis.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Anonim. 2010. Potassium Chloride. http:// www.info-sehat.com/ content.php?id=461
(Rabu 5 Juni 2013 12.30 WIB).
·
Anonim. 2010.Asam asetat. http:// www.info-sehat.com/ content.php?id=461
(Rabu 5 Juni
2013 12.30
WIB).
·
Anonim. 2010.Kaporit. http:// www.info-sehat.com/
content.php?id=461 (Rabu 5 Juni 2013 12.30 WIB).
·
Anonim.2010.pembuatan aspirin.http//www.chemistry.com/content.php?id=342
(Kamis, 5 Juni 2013 17.54).
·
Anonim.2010.iodoform.http//www.chemistry.com/content.php?id=204
(Kamis, 5 Juni 2013 17.54).
·
Fessenden dan
Fessenden.1982.Kimia Organik Jilid 2.
Jakarta:Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah sesuai etika yang saudara miliki